Jumat, 13 Maret 2020

Biostatistik dan Metodologi Penelitian


Nama : Shohifa Hafida
NIM : 1802050219

1.  Teori yang baru : MASKER PEEL OFF PATI JAGUNG (Zea mays sacchrata) SEBAGAI PERAWATAN KULIT WAJAH

    Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh manusia dan mempunyai daya proteksi terhadap pengaruh luar. Kulit terbagi menjadi 4 jenis, yaitu kulit kering, kulit normal, kulit berminyak dan kulit kombinasi. Pembagian ini didasarkan pada kandungan air dan minyak yang terdapat pada kulit
    Jagung mengandung senyawa Thiamin yang mampu mengeringkan luka dan menghilangkan bekas jerawat yang berupa lubang di wajah atau flek hitam. Kandungan vitamin B, A dan E, bersifat sebagai antioksidan sangat bermanfaat bagi kulit yaitu menangkal radikal bebas, mencegah penuaan dini, serta kandungan prokaroten yang bermanfaat untuk memperbaiki struktur kulit yang rusak.

a) Manfaat
  Pati jagung dapat diformulasi dalam bentuk sediaan masker peel off yang memenuhi Uji evalusi sediaan dengan konsentrasi 5 %. Masker peel off pati jagung 5 % dapat digunakan dan efektif sebagai perawatan kulit wajah
b) Alasan 
Teori ini melibatkan masker peel off yaitu masker trobosan baru dari sediaan farmasi yang baru baru ini di pakai oleh kalangan masyarakan hal yang menarik dari jurnal ini adalah pati jagung digunakan sebagai bahan aktif dalan sedian masker peel off.
Sumber : karmilah dkk. 2018. Formulasi Dan Uji Efektivitas Masker Peel Off Pati Jagung (Zea Mays Sacchrata) Sebagai Perawatan Kulit Wajah. Kendari


2.  Teori yang ada : Ekstrak Jahe Merah (Zingeber officinale var rubrum) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Obesitas

     Jahe merah atau dengan bahasa latin Zingiber officinale var rubrum, merupakan jenis tanaman yang termasuk dalam suku Zingiberaceae. Tanaman ini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan rempah. Dalam jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) terdapat senyawa aktif, diantaranya adalah gingerol dan shogaol yang dipercaya dapat menurunkan kadar asam urat darah dengan efek anti radang yang dimilikinya.
      Kadar asam urat darah yang meningkat disebut juga hiperurisemia. Dikatakan hiperurisemia apabila terjadi peningkatan kadar asam urat darah serum lebih dari 7 mg/dL pada lak-laki dan lebih dari 6 mg/dL pada wanita. Kadar asam urat darah ditentukan oleh keseimbangan antara produksi dan ekskresi asam urat. Kejadian hiperurisemia juga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain genetik, usia, jenis kelamin, berat badan berlebih dan juga diet.
      Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa senyawa antioksidan alami dalam jahe (Zingiber officinale Rosc) cukup tinggi dan sangat efisien dalam menghambat radikal bebas berupa superoksida dan hidroksil yang dihasilkan oleh sel-sel kanker, juga bersifat sebagai antikarsinogenik, non-toksik dan non-mutagenik pada konsentrasi tinggi. 20 Beberapa senyawa, termasuk gingerol, shogaol dan zingeron memberikan aktivitas farmakologi seperti efek antioksidan, antiinflammasi, analgesik, antikarsinogenik dan kardiotonik.

a) Manfaat
Jahe merah (Zingiber officinale Rosc) bermanfaat untuk menurunkan kadar asam urat darah dengan efek anti radang yang dimilikinya.

b) Alasan 
Teori ini masih berlaku dan banyak dipakai oleh masyarakat dan industri-industri farmasi sebagai produk makanan atau minuman yang diperjual belikan di Indonesia bahkan luar negeri.

Sumber : Nadiya dkk. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah (Zingeber officinale var rubrum) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Obesitas. Lampung

3. Teori yang direfisi : Pengobatan Kombinasi Obat Asma Penyebab ADR

     Asma adalah penyakit heterogen dengan inflamasi kronik pada saluran napas yang melibatkan sel inflamasi didalamnya, yang akan merespon suatu trigger secara berlebih sehingga menimbulkan gejalaepisodik seperti mengi, sesak napas, rasa tertekan didada, dan batuk (terutama pada pagi dan malam hari). Perburukan episode asma yang dikenal dengan eksaserbasi asma,1merupakan penyebab terbesar pasien masuk ke UGD, dan kejadiannya di Amerika mencapai 67 dari 10,000 pada tahun 2002.

   Masalah terkait obat pada pengobatan asma sudah pernah diteliti sebelumnya, seperti penggunaan teofilin yang merupakan obat dengan rentang terapi sempit sehingga berisiko menyebabkan ADR,9 penggunaan beta-2 agonis aksi panjang (long-acting beta-2 agonist) tunggal yang diduga memperparah eksaserbasi asma, 10 serta ADR kortikosteroid inhalasi berupa candidiasis orofaringeal yang sering muncul karena penggunaan yang tidak tidak tepat atau dosis penggunaan yang tinggi dan dapat menyebabkan komplikasi asma,11 tetapi penelitian yang lebih luas pada masyarakat di Indonesia belum diteliti secara luas.
    Aminofilin intravena merupakan salah satu obat terbanyak yang diterima oleh pasien, yaitu sebanyak 36 pasien (83,72%). Aminofilin menupakan turunan teofilin dengan penambahan ethylenediamine yang menjadi kompleks garam larut air. Teofilin/aminofilinmemiliki rentang terapeutik sempit dan variasi sempit pada metabolisme hepatik dan klirens sehingga berisiko menyebabkan terjadinya ADR
     Hasil penelitian menunjukkan obat asma juga dapat menyebabkan kejadian ADR dan bahkan kombinasi obat asma juga berisiko menyebabkan interaksi obat. Pengobatan salbutamol yang menurut pustaka relatif aman ternyata justru menunjukkan kejadian ADR yang lebih besar dibandingkan aminofilin, dan interaksi obat yang diduga bersifat aktual terbanyak adalah pada penggunaan kombinasi aminofilin dan salbutamol. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut, karena reaksi suatu obat bersifat individual, menggunakan desain studi penelitian yang berbeda dengan mengendalikan variabel-variabel penelitian yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

a) Alasan 
  Pada jurnal ini disebutkan bahwa Obat asma juga dapat menyebabkan kejadian ADR dan bahkan kombinasi obat asma juga berisiko menyebabkan interaksi obat. Pengobatan salbutamol yang menurut pustaka relatif aman ternyata justru menunjukkan kejadian ADR yang lebih besar dibandingkan aminofilin, dan interaksi obat yang diduga bersifat aktual terbanyak adalah pada penggunaan kombinasi aminofilin dan salbutamol. Sehingga penggunaan salbutamol pada penyakit asma sebauknya tidak dianjurkan.


Sumber : Amelia R. Ratna A. 2015. STUDI FARMAKOVIGILANS PENGOBATAN ASMA PADA PASIEN RAWAT INAP DI SUATU RUMAH SAKIT DI BOJONEGORO. Surabaya

Biostatistik dan Metodologi Penelitian

Nama : Shohifa Hafida NIM : 1802050219 1.  Teori yang baru : MASKER PEEL OFF PATI JAGUNG (Zea mays sacchrata) SEBAGAI PERAWATAN KULI...